Keberhasilan Tim OG menjuarai turnamen Dota 2 berturut turut menciptakan pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tim ini sukses menjadi juara dua tahun beruntun di ajang The International, turnamen terbesar dalam dunia Dota 2.
Mereka menang pada tahun 2018 dan kembali menjadi kampiun di The International 2019. Tidak ada tim lain yang mampu mempertahankan gelar ini sampai OG melakukannya.
Strategi Draf Hero yang Efisien dan Fleksibel

Keberhasilan Tim OG menjuarai turnamen Dota 2 berturut turut dimulai dari kekuatan mereka dalam drafting hero. Draf yang tepat memungkinkan OG mengalahkan lawan bahkan sebelum pertandingan dimulai.
Mereka bisa membaca kelemahan musuh dan menyesuaikan strategi secara real-time. Tim OG sering mengejutkan lawan dengan pilihan hero yang tidak biasa tapi efektif.
Perubahan posisi hero seperti menjadikan Tiny sebagai support dan IO sebagai core sangat membingungkan lawan. Fleksibilitas ini menjadi fondasi kemenangan mereka.
Permainan Agresif dan Penguasaan Peta
OG dikenal karena gaya permainan agresif dan tekanan konstan ke area lawan. Mereka sering meninggalkan zona aman demi mendapatkan kendali penuh atas peta.
Topson dan Ana sering tampil menonjol dalam strategi ini. Mereka mengejar kill sejak menit awal, membuat lawan kesulitan berkembang.
JerAx juga menjadi sosok penting dengan permainan Tiny dan Earthshaker yang presisi. Ia menghambat rotasi lawan dan menciptakan momen penting dalam team fight.
Dominasi ini membuat OG menguasai seluruh area netral dan memotong jalur farming lawan. Dengan begitu, mereka mencegah musuh mendapatkan item utama.
Kepercayaan Diri dan Mental Kuat Saat Bertanding

Keberhasilan Tim OG menjuarai turnamen Dota 2 berturut turut juga disebabkan oleh mental yang stabil dalam tekanan. Mereka menikmati pertandingan dan menjadikan permainan sebagai pengalaman tim, bukan beban.
Kapten mereka, N0tail, mendorong suasana positif selama turnamen. Bahkan dalam kondisi tertinggal, mereka tetap tenang dan fokus.
Mereka menunjukkan kemampuan bangkit di tengah tekanan. Setelah kalah pada gim pertama di final, OG membalik keadaan dengan tiga kemenangan berturut-turut.
Pendekatan santai dan rasa percaya antar pemain membentuk lingkungan kompetitif yang sehat. Filosofi ini terbukti efektif dalam menghasilkan hasil maksimal.
Perjalanan Mengesankan Menuju Gelar Juara

Selama fase grup, OG mendominasi dengan 13 kemenangan. Mereka tidak terhentikan di upper bracket, mengalahkan tim kuat seperti Evil Geniuses dan PSG.LGD.
Pada babak final, mereka mengalahkan Team Liquid 3-1 dalam seri yang penuh kejutan. Permainan cepat dan keputusan yang tajam membuat Liquid tidak punya ruang untuk berkembang.
Berikut jalur kemenangan OG di The International 2019:
Tahap | Lawan | Skor |
---|---|---|
Grup Stage | Semua lawan | 13-2 |
Upper Bracket R1 | Newbee | 2-0 |
Upper Semifinal | EG | 2-1 |
Upper Final | PSG.LGD | 2-1 |
Grand Final | Team Liquid | 3-1 |
Kemenangan ini membawa hadiah lebih dari Rp 200 miliar. Setiap pemain menerima lebih dari Rp 40 miliar, rekor dalam sejarah Dota 2. Keberhasilan Tim OG menjuarai turnamen Dota 2 berturut turut bukan hanya soal hadiah. Ini adalah bukti kekompakan tim, strategi tajam, dan ketangguhan menghadapi tekanan kompetitif.